Sabtu, 31 Desember 2011

KASUS FREEPORT

           Indonesia merupakan negara yang pada dasarnya memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga memungkinkannya untuk menjadi sebuah negara yang berkembang dan mandiri, bahkan dapat bersaing dengan negara-negara maju secara ekonomi. Melimpahnya sumber daya alam seperti emas, nikel, batu bara, minyak, gas bumi, dll menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi untuk berkembang, hal ini terlihat di berbagai wilayah Indonesia misalnya Sulawesi, Kalimantan, papua, dll yang memiliki potensi di bidang pertambangan. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, baik di atas permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di dalam luatan yang luas. Akan tetapi kedudukan geografis, dan sumber daya alam yang merlimpah belum dapat di optimalkan oleh masyarakat Indonesia karena Sumber Daya Manusia yang masih rendah. Sehingga masih banyak warga Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan adanya beberapa hal pokok yang diantaranya adalah karena hubungan produksi yang dijaga dengan penuh kekerasan oleh sistem setengah kolonial dengan mesin politik dan budaya yang banyak mementingkan kepentingan personal dan kelas yang berkuasa dalam negeri.

Berdasarkan data USGS cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan sebesar ini Indonesia menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar didunia. Sedangkan peroduksi emas Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke-6  di dunia.
Daerah-daerah penghasil emas Indonesia diantaranya:
Bengkalis : Sumatra, Bolaang Mangondow : Sulawesi Utara, Cikotok : Jawa Barat, Logas : Riau, Meuleboh : DI Aceh, Rejang Lebong : Bengkulu, Lampung, Jambi, Kalimantan Barat. Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pabrik pengolahan emas terdapat di Cikotok, Jawa Barat.
Meskipun Indonesia memiliki banyak sekali potensi tambang, tapi perlu juga kita lestarikan akan alam ini, jangan semua kita berikan kepada investor asing yang hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan yang lainnya. Seperti yang terjadi pada PT Freeport yang dikuasai oleh Amerika, padahal emas yang ada disana menduduki pringkat pertama dunia sebagai tambang dengan penghasil emas terbesar di dunia. Akan tetapi Indonesia hanya mendapatkan sedikit saja dari apa yang mereka dapat.
Pada perkembangan PT Freeport terjadi berbagai macam kasus yang memilukan, diantaranya adalah:
a.       21 Februari 2006, terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan satpam Freeport. Akibat pengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalan utama Freeport di Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.
b.      22 Februari 2006, sekelompok mahasiswa asal Papua beraksi terhadap penembakan di Timika sehari sebelumnya dengan merusak gedung Plasa 89 di Jakarta yang merupakan gedung tempat PT Freeport Indonesia berkantor. Dll
Di sisi lain, kemiskinan terus berlangsung di wilayah Mimika. Kesejahteraan penduduk Papua tak secara otomatis terkerek naik dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang tersisa dari limbah Freeport. Selain permasalahan kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport juga merusak lingkungan secara masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.
Timika bahkan menjadi tempat berkembangnya penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS. Tercatat, jumlah tertinggi penderita HIV/AIDS Indonesia berada di Papua. Keberadaan Freeport juga menyisakan persoalan pelanggaran HAM yang terkait dengan tindakan aparat keamanan Indonesia pada masa lalu dan kini. Hingga kini, tidak ada satu pun pelanggaran HAM yang ditindaklanjuti serius oleh pemerintah bahkan terkesan diabaikan, dan seolah pemerintah menutup mata.
Kegagalan pembangunan di Papua dapat dilihat dari buruknya angka kesejahteraan manusia di Kabupaten Mimika. Penduduk Kabupaten Mimika, lokasi di mana Freeport berada, terdiri atas 35% penduduk asli dan 65% pendatang. Hampir seluruh penduduk miskin Papua adalah warga asli Papua.
Sumber
Koesoemadinata. 1980. Geologo Minyak dan Gas Bumi:jilid 1. Bandung: ITB
Koesoemadinata. 1980. Geologo Minyak dan Gas Bumi:jilid 2. Bandung: ITB

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management