Sabtu, 31 Desember 2011

Global Warming


Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat. Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya seperti Metana, Chlor, Belerang dan lain sebagainya. Pelepasan gas-gas tersebut telah menyebabkan munculnya fenomena yang disebut dengan Efek Rumah Kaca (green house effect).
Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas yang dilepaskan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil bersifat seperti rumah kaca. Rumah kaca bersifat meloloskan radiasi gelombang pendek dari radiasi matahari, tetapi akan menahan pantulan radiasi matahari tersebut yang setelah mencapai permukaan bumi, berubah menjadi radiasi gelombang panjang. Selama matahari bersinar, akan terjadi akumulasi radiasi sehingga temperatur di dalam rumah kaca akan semakin panas.
Dampak pemanasan global yang terjadi di setiap negara berbeda karena faktanya iklim di setiap negara berbeda yaitu terdiri dari tropik dan subtropik. Di negara subtropik yang memiliki 4 musim, dampak pemanasan global terutama terjadi pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat musim panas (suhu lebih panas) dan saat musim dingin (suhu lebih dingin). Sedangkan dampak yang terjadi di daerah tropik terutama berpengaruh terhadap pergeseran musim (awal dan akhir musim hujan atau kemarau) serta meningkatnya kasus wabah penyakit. Selain itu dampak yang dirasakan oleh negara kepulauan adalah ancaman berkurangnya panjang garis pantai akibat meningkatnya tinggi muka laut karena mencairnya lapisan es di kutub.
Dampak yang terjadi akibat pemanasan global sangat beragam yaitu dampak terhadap cuaca, tinggi muka air laut, pertanian, hewan dan tumbuhan serta kesehatan manusia. Akibat pemanasan global temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan lebih cepat menguap dari tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub. Akibatnya tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad 20. Diprediksi pada abad 21, akan terjadi peningkatan tinggi muka air antara 9 – 88 cm. Padahal menurut perhitungan para ahli IPPC (lembaga internasional yang menangani perubahan iklim), kenaikan 100 cm muka air laut akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17.5 persen daerah Bangladesh. Dan ribuan pulau kecil di Indonesia akan tenggelam.
Wabah penyakit yang biasanya ditemukan di daerah tropik, seperti malaria dan DBD diperikirakan akan meningkat sebesar 60 %.
Fakta yang tercatat menunjukkan bahwa akibat gelombang panas yang terjadi pada bulan Juni 2003 telah menewaskan 25.000 penduduk Eropa. Sedangkan menurut laporan BBC, musim dingin yang ekstrim yang terjadi pada bulan Desember 2003 telah menyebabkan kematian 2500 penduduk Inggris. Bahkan menurut laporan WHO pada bulan Desember 2003, pemanasan global telah membunuh 150 ribu orang tiap tahun. Menurut perkiraan WHO, dalam 30 tahun mendatang, angka kematian yang disebabkan oleh pemanasan global akan mencapai angka 300 ribu per tahun.
Sumber
http://www.nationalgeographic.com/

KASUS FREEPORT

           Indonesia merupakan negara yang pada dasarnya memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga memungkinkannya untuk menjadi sebuah negara yang berkembang dan mandiri, bahkan dapat bersaing dengan negara-negara maju secara ekonomi. Melimpahnya sumber daya alam seperti emas, nikel, batu bara, minyak, gas bumi, dll menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi untuk berkembang, hal ini terlihat di berbagai wilayah Indonesia misalnya Sulawesi, Kalimantan, papua, dll yang memiliki potensi di bidang pertambangan. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, baik di atas permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di dalam luatan yang luas. Akan tetapi kedudukan geografis, dan sumber daya alam yang merlimpah belum dapat di optimalkan oleh masyarakat Indonesia karena Sumber Daya Manusia yang masih rendah. Sehingga masih banyak warga Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan adanya beberapa hal pokok yang diantaranya adalah karena hubungan produksi yang dijaga dengan penuh kekerasan oleh sistem setengah kolonial dengan mesin politik dan budaya yang banyak mementingkan kepentingan personal dan kelas yang berkuasa dalam negeri.

Berdasarkan data USGS cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan sebesar ini Indonesia menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar didunia. Sedangkan peroduksi emas Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke-6  di dunia.
Daerah-daerah penghasil emas Indonesia diantaranya:
Bengkalis : Sumatra, Bolaang Mangondow : Sulawesi Utara, Cikotok : Jawa Barat, Logas : Riau, Meuleboh : DI Aceh, Rejang Lebong : Bengkulu, Lampung, Jambi, Kalimantan Barat. Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pabrik pengolahan emas terdapat di Cikotok, Jawa Barat.
Meskipun Indonesia memiliki banyak sekali potensi tambang, tapi perlu juga kita lestarikan akan alam ini, jangan semua kita berikan kepada investor asing yang hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan yang lainnya. Seperti yang terjadi pada PT Freeport yang dikuasai oleh Amerika, padahal emas yang ada disana menduduki pringkat pertama dunia sebagai tambang dengan penghasil emas terbesar di dunia. Akan tetapi Indonesia hanya mendapatkan sedikit saja dari apa yang mereka dapat.
Pada perkembangan PT Freeport terjadi berbagai macam kasus yang memilukan, diantaranya adalah:
a.       21 Februari 2006, terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan satpam Freeport. Akibat pengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalan utama Freeport di Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.
b.      22 Februari 2006, sekelompok mahasiswa asal Papua beraksi terhadap penembakan di Timika sehari sebelumnya dengan merusak gedung Plasa 89 di Jakarta yang merupakan gedung tempat PT Freeport Indonesia berkantor. Dll
Di sisi lain, kemiskinan terus berlangsung di wilayah Mimika. Kesejahteraan penduduk Papua tak secara otomatis terkerek naik dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang tersisa dari limbah Freeport. Selain permasalahan kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport juga merusak lingkungan secara masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.
Timika bahkan menjadi tempat berkembangnya penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS. Tercatat, jumlah tertinggi penderita HIV/AIDS Indonesia berada di Papua. Keberadaan Freeport juga menyisakan persoalan pelanggaran HAM yang terkait dengan tindakan aparat keamanan Indonesia pada masa lalu dan kini. Hingga kini, tidak ada satu pun pelanggaran HAM yang ditindaklanjuti serius oleh pemerintah bahkan terkesan diabaikan, dan seolah pemerintah menutup mata.
Kegagalan pembangunan di Papua dapat dilihat dari buruknya angka kesejahteraan manusia di Kabupaten Mimika. Penduduk Kabupaten Mimika, lokasi di mana Freeport berada, terdiri atas 35% penduduk asli dan 65% pendatang. Hampir seluruh penduduk miskin Papua adalah warga asli Papua.
Sumber
Koesoemadinata. 1980. Geologo Minyak dan Gas Bumi:jilid 1. Bandung: ITB
Koesoemadinata. 1980. Geologo Minyak dan Gas Bumi:jilid 2. Bandung: ITB

EKSISTENSI SOSIOLOGI DI MASYARAKAT

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah-kaedah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, seperti pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama, dan antara segi kehidupan agama dengan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya. Salah-satu proses sosial yang bersifat tersendiri adalah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan didalam struktur sosial. Dari pengertian kedua tokoh tersebut dapat dilihat betapa pentingnya eksistensi sosiologi di masyarakat.

Di dalam masyarakat pasti terjadi interaksi satu sama lain, dengan adanya interaksi akan muncul suatu kerja sama atau bahkan kesenjangan yang akan berdampak pada konflik. selain itu dalam masyarakat terdapat nilai dan norma yang harus dipatuhi dan ditaati oleh mereka. Tetapi terkadang banyak masyarakat yang mengabaikan nila norma yang ada sehingga memunculkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, pelacuran, diorganisasi keluarga, konflik sosial maupun etnis, kejahatan, pembunuhan, dll. Bagi masyarakat sosiologi merupakan ilmu kemasyarakatan yang menitik beratkan terhadap kesejahteraan dan perubahan-perubahan yang ada di masyarakat. Selain itu sosiologi berperan untuk meningkatkan keadaan-keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan masalah sosial yang ditimbulkan. Dalam penyelesaian masalah tersebut didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat, sosiologi mendorong masyarakat untyuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau dibatasi.
Dalam masyarakat, sosiologi tidak hanya membahas mengenai masalah sosial, tetapi banyak hal. Seperti halnya penelitian-penelitian sosiologi yang bertujuan untuk tetap melestarikan kebudayaan. Dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi banyak masyarakat yang mulai meninggalkan kebudayaan sendiri dan beralih mengikuti kebudayaan barat. sehingga penelitian sosiologi lebih untuk menggali kekayaan budaya yang di miliki oleh suatu masyarakat dan tetap melestarikan di tengah arus globalisasi. Sehingga eksistensi sosiologi di masyarakat tetap sangat penting dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat.
Sumber

http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/eksistensi-sosiologi-dalam-masyarakat
Soekanto, soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Peranan Objek Wisata Yogyakarta dalam Proses Perkembangan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta



Yogyakarta merupakan objek wisata atau daerah tujuan wisata ke dua di indonesia setelah Bali. Pariwisata merupakan sektor utama bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyerap kunjungan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Tempat-tempat pariwisata di Yogyakarta telah mengalami perkembangan baik dari segi perubahan fisik, perubahan fungsi dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena perkembangan zaman yang semakin modern sehingga tempat-tempat pariwisata yang ada di Yogyakarta juga senantiasa berproses menjadi tempat wisata yang disesuaikan pada era atau zaman yang ada agar dapat tetap dinikmati dan menarik perhatian untuk mengunjunginya. Perkembangan pariwisata di Yogyakarta perlu diarahkan pada pengembangan yang berorientasi pada pelestarian budaya. Hal ini dilakukan agar budaya lokal masih tetap terjaga dan tidak tergeser oleh budaya yang lebih modern. Apabila pengembangan pariwisata yang memperhatikan kelestarian budaya dapat dilaksanakan maka dari waktu ke waktu Yogyakarta akan tetap mampu mempertahankan eksistensinya sebagai kota wisata.
Yang membedakan objek-objek wisata Yogyakarta dengan yang lainnya yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah kota berbasis cultural, dan historis. Dimana banyak daerah wisata didalamnya yang berbasiskan budaya. Seperti wisata adat grebeg syawal, sekaten yang awalnya merupakan salah satu bentuk dakwah sunan kalijogo dan makna dari sekaten berasal dari kata syahadatin. Dan segi historinya yaitu objek-objek wisata yang merupakan objek wisata sejarah seperti taman sari yang merupakan peninggalan kerajaan mataram islam. Dimana kompleks taman sari keraton Yogyakarta merupakan peninggalan Hamengku Buwono I. taman sari berarti taman yang indah yang pada zaman dahulu merupakan tempat rekreasi bagi sultan beserta kerabat istana. Selain itu masih banyak lagi wisata budaya yang ditemukan di Yogyakarta seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Baka, Candi Kalasan, dan museum Kraton. Untuk menarik pengunjung agar tertarik dan penasaran dengan objek wisata tersebut dimasing-masing objek wisata mempunyai daya tarik tersendiri berupa atraksi-atraksi. Atraksi-atraksi budaya tersebut antara lain: Sendratari Ramayana di Prambanan dan atraksi kesenian lainnya. Selain atraksi-atraksi yang disuguhkan untuk mendukung kemajuan wisata Yogyakarta, juga diadakan festival-festival sendratari, permainan rakyat, dan keseneian lainnya. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreatifitas seni dan keramahtamahan masyarakat Yogyakarta, membuat Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan
.
Selain wisata Budaya, Pariwisata di Yogyakarta bisa maju dan meningkat dikarenakan adanya potensi wisata yang dimiliki kota Yogyakarta seperti wisata alam antara lain : pantai parangtritis, pantai glagah, pantai kuwaru, pantai samas, pantai Baron, krakal, kukup di gunung kidol, dan masih banyak objek wisata yang sedang dipromosikan seperti Wisata kuliner. Adanya insvestor juga sangat  mendukung dan membantu mengembangkan potensi wisata DIY agar menjadi besar dan tidak hanya mengandalkan dari APBN. Pariwisata Yogyakarta dapat meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan rakyat sekitar Yogyakarta. Banyaknya Objek Pariwisata yang sudah ada di Yogyakarta ini tentunya sangat berperan dan berpengaruh dalam perkembangan kepariwisataan Yogyakarta. Dengan adanya objek-objek wisata merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung ke Yogyakarta. Sehingga dengan banyaknya pengunjung dari berbagai negara maupun daerah sekitar dapat meningkatkan kepariwisataan Yogyakarta dan tentunya bisa mengembangkan objek-objek wisata yang ada menjadi lebih menarik dan tentunya mempunyai ciri khas tersendiri dan juga berbeda dari kota-kota lain.
Dalam pengembangan objek-objek wisata tersebut antara pemerintah dengan masyarakat harus kerjasama untuk berbenah diri untuk mencapai hasil yang maksimal. Kita tahu kunjungan wisatawan ke Yogyakarta semakin meningkat dan dalam memberikan pelayanan wisatawan atau pengunjung agar tetap betah berlama-lama di Yogyakarta saranan penunjangnya harus diperhatikan. Seperti akomodasi dalam penginapan, kebersihan hotel, dan tentunya kebersihan objek wisata itu tersendiri. Dengan memenuhi standar kepariwisataan dan tersedianya berbagai akomodasi tentunya Yogyakarta lebih memantapkan statusnya sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah Bali.
Dibenahinya objek-objek wisata dan sarana penunjangnya merupakan respon perkembangan pariwisata di Yogyakarta. dalam hal pariwisata ini sejak sebelum dinyatakan pembangunan pariwisata di Indonesia (GBHN 1983), Yogyakarta telah memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik perhatian orang, misalnya Kraton, Museum Kaliurang, Pantai Parangtritis, Prambanan. Terutama Kraton dan Prambanan sangat mendukung perkembangan pariwisata di daerah Yogyakarta. untuk menarik para wisatawan agar mau tinggal lama di Yogyakarta didukung oleh objek wisata budaya Borobudur , di Magelang. Antara Borobudr, Kraton, dan Prambanan merupakan segitiga emas yang memikat para wisatwan, tidak hanya sekarang, tetapi sudah lama bahkan bertahun-tahun (Hasbullah Asyori, 1992).
Pengembangan pariwisata di daerah Yogyakarta tentunya membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat, terutama masyarakat di sekitar objek-objek wisata.  Dampak yang ditimbulkan seperti pengaruh pada perubahan-perubahan sosial. Dampak dari pengembangan pariwisata itu bisa negatif dan menguntungkan atau positif tergantung dari sudut pandang mana.
Pada hakekatnya pengembangan pariwisata merupakan kegiatan ekonomi untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas, dan meratakan kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja terutama untuk masyarkat sekitar.
Bagi pemerintah daerah, berkembangnya pariwisata yang disertai dengan datangnya atau kunjungan wisatawan yang mau tinggal lama merupakan keuntungan tersendiri. Karena pemasukan devisa akan meningkat dan melebihi target. Misal pengembangan objek wisata Parang Tritis, setelah dibukanya jembatan kretek yang melintasi kali opak sangat mendukung pengembangan wisata di Pantai Parangtritis. Selain itu objek-objek wisata lain juga melengkapi dengan fasilitas-fasilitas agar objek wisata tersebut layak dan dikunjungi para wisatawan. Di samping itu pemerintah daerah maupun organisasi-organisasi yang bergerak di bidang kepariwisataan dan masyarakat sekitar juga ikut mendapa rejeki pariwisata. Dengan adanya hotel-hotel, restoran, biro perjalanan, jasa angkutan maupun tempat parkir yang disediakan. Selain itu semakin berkembangnya pariwisata juga bermunculan para penjual cindera mata maupun oleh-oleh khas daerah, yang tentunya memberi peluang dan kesempatan kerja.
Dari segi ekonomi hal ini merupakan dampak positif. Dengan dibukanya suatu tempat menjadi objek wisata atau daerah tujuan wisata, akan merangsang masyarakat untuk menciptakan usaha sendiri dengan menyediakan apa saja yang dibutuhkan para pengunjung. Dapat kita lihat di berbagai daerah wisata misal Gembiraloka disana dilengkapi dengan wahana-wahana yang bisa dinikmati sambil melihat berbagai macam binatang. Dan dilengkapi dengan para pedagang cindera mata maupun  makanan. Selain itu dibuatnya alur sehingga lebih memudahkan pengunjung dalam menikmati objek wisata tersebut. Dan disana penjaga keamanan maupun tukang kebersihan juga berasal dari masyarakat sekitar objek wisata tersebut.
Namun perlu kita sadari bahwa perkembangan objek wissata tidak selalu berdampak positif dan menguntungkan bagi kehidupan melainkan dapat berdampak negatif. Dampak negatif yang muncul adalah terjadinya ketimpangan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Misalnya ketidak seimbangan antara pertumbuhan ekonomi pedesaan dan perkotaan. Pertumbuhan ekonomi perkotaan lebih baik dari pada masyarakat desa. Karena kota lebih banyak mempunyai fasilitas yang memberi banyak kemudahan para wisatawan. Sedang masyarakat sekitar objek wisata tidak saling memengarahui secara intens. Tetapi dalam rangka perkembangan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan tidak menghilangkan keasrian objek wisata di pedesaan maka Objek wisata di pedesaan juga dapat bersaing dengan objek wisata yang ada di kota. Karena banyak juga pengunjung terutama wisatawan asing yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai daerah-daerah wisata Yogyakarta yang masih mempunyai budaya yang kental.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa objek-objek wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat berperan dalam perkembangan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta. hal itu dapat dilihat dari  usaha masyarakat dan pemerintah daerah dalam pembenahan dan banyak fasilitas yang disediakan. Selain itu karena keanekaragaman yang ada di Yogyakarta membuat wisatawan atau pengunjung tertarik untuk datang ke Yogyakarta, dan tidak sedikit dari para wisatawan yang sangat terpesona dengan objek wisata dengan corak budaya. Mereka juga mempelajari kesenian-kesenian yang ada seperti tarian, kesenian gamelan bahkan seni lukis juga mereka pelajari.
Sumber
Murniatmo, Gatot. 1993. Dampak Pengembangan Pariwisata. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Pariwisata


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management